Matahari

1. Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,
2. dan bulan apabila mengiringinya,
3. dan siang apabila menampakkannya,
4. dan malam apabila menutupinya
5. dan langit serta pembinaannya,
6. dan bumi serta penghamparannya,
7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
8. maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
9. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
10. dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
(matarhari 1-10)

Senin, 27 April 2009

Dua jam di Merah, Putih, Biru




Sudah kebayang di otak awak bagaimana rupa negeri Belanda tu. Macam mimpi saja bisa sekolah disana, beasiswa pula, wah wah wah..


kalo dipikir pikir siapalah awak ni, dari Bengkulu, daerah dusun, jauuuuuuhhhhh nian dari kota Bengkulu, enam jam bro...(heheh...gaul dikit lah...) tapi rupanya bukan penghalang untuk bisa sekolah di Belanda, dak (dak= tak) sia-sia tiap malam nongkrong di kantor sebelah rumah, nungguin biar bisa main internet gratis sambil cari beasiswa, maklum office boy nya kawan akrab awak..hehehe..


“Lepo..!! pesawat udah nak (nak = mau) berangkat, cepat la siap-siap” (Lepo tu nama awak, kepanjangannya Lepo Pisquare heheh keren kan...) kawan-kawan awak teriak rupanya... terlalu asik melamun jadi sampai dak sadar kalo sudah nak berangkat..

waduh,,, Sekampung ngantarin awak, macam dak balik lagi ke dusun, tapi maklumlah jarang-jarang kan macam ni...


“lima, empat, tiga, dua, satu...” buzzz.....pesawat mulai take off ...awak hitung lah dalam hati... sedih juga ninggalin sanak keluarga, awak pun teringat almarhum bapak, ini cita-cita belau ingin menyekolahkan S2, dak di luar negeri juga sih....ibuk ditinggal sendiri...:((

“ semoga apa yang awak lakukan ni mampu memberikan manfaat bagi awak dan sanak kluarga ya allah..” itulah doa awak di pesawat sebelum pesawat mengudara, ce’ile....


Sebelum berangkat, awak teringat lagi masa-masa berburu beasiswa dulu...rupanya tak segampang seperti yang awak kira. Harus ada pengorbanan juga, mulai dari waku, duit, tenaga, tes sana sini, apalagi awak ni jauh tinggal di Bengkulu, berapa habis biaya bolak balik Jakarta Bengkulu, untunglah masih ada tabungan hasil dari jual tanah sebelumnya hehehe...


Belum lagi harus pergi ke Kedubes Belanda minta legalisasi untuk tempat tinggal, karena isunya di Belanda itu agak rumit untuk ngurusin izin tinggal. Awak kasi tau ya, kalo kita pakai paspor hijau, siapkanlah fiskal di airport nanti. Jangan sampai paspor yang di bawa sudah nak habis, harus hati-hati nian. Nah, yang harus diperhatikan juga adalah exit permit. Jangan sampai berangkat lewat exit permit, kalo terlewat harus di perpanjang tu.


Mmhh... heran sih di Belanda, terkenal aneh dan rumit untuk proses pengurusan visa masuk dan visa tinggal. Kita diwajibkan punya kutipan akte kelahiran terbaru ( oya ,,,salah satu solusi yang agak nakal yaitu peke trik kalo akte kelahiran kita hilang, terus minta surat keterangan hilang dari kepolisian dan barulah kita bisa buat kutipan akte kelahiran yang baru). Kalo yang di maksud terbaru disini tu, dak lebih lama dari 5 tahun. Nah kutipan akte kelahiran tu wajib di tanda tangani kepala kantor catatan sipil, harus kepala kantor catatan sipil...ingat tu...!!!. Terus...kutipan akte kelahiran wajib dilegalisir lagi di tiga tempat yaitu di Dep Hum & HAM, Departemen Luar Negeri, dan pastinya Kedutaan Besar Belanda. Sebelumnya kutipan akte kelahiran harus di terjemahkan dalam Bahasa Belanda, bisa pake biro jasa juga sih...tapi ya a itu agak mahal memang... Mau tahu dak apa gunanya tu..??? nanti setelah sampai di Belanda, digunakan buat daftar residence permit di gementee (kota madya) di Belanda sana.


“Brok bok bok bok....” terkejut awak,,, rupanya dak sadar pesawat sudah landding di bandara internasional Soekarno Hatta. Maklum pilotnya dapat “SIM tembak” adi suaranya macam tembakan juga hehehehe...Rupanya sebentar nian ke jakarta ni..satu jam udah sampai. Tapi tetap saja awak dak tau jakarta.


Awak coba hubungi bapak Ramzi. Beliau ni yang mengkoordinir penerima beasisawa.

Haah...tu dia rupanya..!! udah nunggu pake papan nama macam orang nak demo..

Akhirnya ketemu juga. Di Jakarta awak dan kawan-kawan yang lain harus menginap tiga hari, ngumpul sama penerima beasiswa yang lainnya.


Dak terasa sudah nungguin pesawat ke Belanda...,di cengkareng, airport internasional pula, wah wah wah...

semakin gemetar hati awak, macam-macam aja rasanya.

“excuse me.. your seat belt please..” pramugari bule rupanya yang ngajak bicara.


alamak tak sadar lagi awak ni, udah di atas pesawat...! pesawatnya lebih besar dari pesatwat yang awak naik dari Bengkulu. huuufff..lelah juga ternyata.

Perjalanan yang cukup berat, menjauh dari kehidupan biasa, harus menyesuaikan diri lagi, yaah... mudah-mudahan bisa dilewati.

Akhirnya pesawat landing di Airport Belanda. Uwihhh... mantab nian bandaranya. huuuh..keren banget cuy...(ehehehehe..)


Setelah sampai, kita semua harus berkumpul dulu untuk ngurusin semua surat-surat ijin tinggal atau apalah namanya di Kedubes Indonesia, nah setelah tu baru kita bisa tinggal dengan tenang. waktu itu awak tinggal dengan senior, dia kakak tingkat Teknik Sipil di UNIB (Universitas Bengkulu), satu almamater waktu S1, jadi agak lebih mudah, lebih tenang lah..hehe...


Namanya Dang Sapri (Dang= panggilan untuk orang yang lebih tua atau kakak perempuan/laki-laki di Bengkulu) udah satu tahun di Belanda, dia juga mengambil gelar master di salah satu kampus di Belanda. Hari-hari awak sebelum masuk kuliah selalu dikasih petua-petua oleh Dang Sapri. Mulai dari kebiasaan, budaya, cara bicara, sikap sopan, sikap dak sopan, mmmhh...banyak lagi pokoknya...


Dang bilang, kalo di Belanda kodusif ekonominya. Ekonomi Belanda relatif stabil, maju, dan terbuka, yang anehnya lagi bahwa pemerintah setempat meminimalisasikan peranannya di bidang ekonomi...wiee...klo di indonesia gimana ya...???. Terus kata Dang Sapri, kalo di Belanda ni mata pencarian sebagai petani kurang dari 4%, tapi hebatnya lagi Belada mampu menghasilkan kelebihan dalam industri makanan untuk diekspor..wah..wah..wah... bukan dari bidang makanan aja tuh, tapi dari bidang pemrosesan makanan, bahan kimia, pemrosesan minyak, dan pembuatan mesin listrik. Belanda pun menduduki urutan ketiga dalam daftar pengekspor makanan, setelah Amerika Serikat dan Perancis. Hebat lah...sempat awak melamun, andaikan dusun awak macam ni..tentram nian rasanya hidup...(hikz..hikz...ngarep) duit lancar, dak banyak pengangguran mungkin... Nah ternyata Sebagai negara perintis Euro, Belanda menggantikan mata uang lamanya, gulden, pada 1 Januari 2002.


Asyik juga ya kalo punya kawan yang sudah lama tinggal di Belanda banyak informasi yang awak terima. Tiap hari Dang Sapri selalu cerita tentang kehidupannya di belanda.

Kali ini dia cerita tentang budaya dan kebiasaan masyarakat setempat. Wahh.. penting ni buat awak, jangan sampai kalo punya kawan nanti awak salah sikap.


Orang Belanda rupanya punya jiwa seni yang tinggi. Ingat dak pelukis-pelukis terkenal Belanda dari abad-abad sebelumnya seperti Rembrandt van Rijn, Johannes Vermeer, Jan Steen dan lain-lain yang terlahir pada abad ke 17. Vincent van Gogh dan Piet Mondriaan selain M.C. Escher pada abad ke 19 dan 20. Pokoknya dak sangka kalo Belanda punya aura seni yang tinggi.


Setiap Dang Sapri cerita tentang kehidupan di Belanda, awak pun selalu ngebandingi dengan dusun awak....sebagai putra daerah sudah barang tentu ingin memajukan daerah tempat awak lahir dan dibesarkan..betul dak tu....!?


Rasanya lama juga menunggu waktu untuk masuk kuliah, udah empat hari awak menunggu...

tiap hari awak slalu dengar cerita Dang Sapri, kalo cerita selalu semangat ’45, macam pejuang indonesia saja yang nak tempur, sampai-sampai kalo awak dengar cerita didepan mukanya, kena lah muka ni basah macam habis wudhu aja...hahahaha.. sakit perut awak kalo ingat muka Dang Sapri (^_^)....piss dang...


Tapi awak heran, kenapa Dang Sapri ni dak cerita tentang kehidupan kampus Universitas Teknologi Delft yang akan awak masuki nanti, karena penasaran awak tanya lah bagaimana kehidupan kampus awak nanti. Kebetulan Dang Sapri ni satu kampus, satu jurusan, tapi beda sub jurusan... Kalo Dang Sapri ambil jurusan Transport Infrastruktur tapi kalo awak ambil Offshore Engineering. Di Universitas Teknpologi Delft ada empat sub jurusan di jurusan Civil Engineering and Geosciences, yaitu Applied Earth Sciences, Civil Geomatics, Offshore Engineering, dan Transport, Infrastructure.


Yaa... memang sih, kalo mau ambil sipil air atau sipil basah katanya Belanda negara yang tepat. Ini karena Belanda mempunyai permukaan tanahnya sangat rata. Hampir separuh daripada negara Belanda berada kurang 1 meter dpl (diatas permukaan laut). Walaupun demikian, provinsi Limburg, yang berada di bagian tengara negeri Belanda, sedikit berbukit. Permukaan tertinggi ialah Vaalserberg, yang berada di provinsi Limburg, mempunyai ketinggian 321 m. Permukaan yang terendah ialah Nieuwerkerk aan den IJssel, yang berada 6.76 m dibawah permukaan laut. Banyak tanah rendah dikawal oleh dijk dan dinding laut. Sebagian kawasan di Belanda, misalnya daerah Flevoland, mesti direklamasi. Kawasan yang direklamasi itu dipanggil polder.


Salah satu konstruksi yang terkenal ialah "Afsluitdijk" (Penutup Tanggul), yang memisahkan danau IJssel (IJsselmeer, dulunya disebut laut Zuider atau Zuiderzee) dengan laut Wadden (Waddenzee). Panjang dari tanggul ini 32 km dan lebarnya 90 m.


Karena alasan inilah pengetahuan tentang infrastruktur dan struktur air di Belanda sangat maju, jadi wajar lah kalo para akademisi Belanda lembih tertarik untuk mencari solusi ilmu pengetahuan di bidang air, secara gitu loh...


Nah sekarang awak nak cerita tentang kampus awak, Universitas Teknologi Delft. Yaah...dak terlalu jauh lah dari tempat tinggal. Meskipun mayoritas universitas dan fakultas-fakultas di Belanda memiliki kelas internasional dan perkuliahan dilangsungkan pakai bahasa Inggris, dan meskipun 80% orang Belanda bisa berbahasa Inggris dengan baik, dak ada salahnya kalau awak belajar bahasa Belanda, paling dak akan memudahkan kita saat di Belanda nanti dalam membaca semua papan jalan, tanda lalu lintas, nama tempat dll. Lagipula, orang Belanda akan lebih appreciate dengan orang asing yang rela susah payah belajar bahasa Belanda, begitulah kata Dang Sapri.


Kampus ni rupanya kampus teknik terbesar di belanda, udah tua pula umurnya. mmmhhh... kalo sistem belajar di kampus ni sebenarnya sama saja seperti di indonesia, menggunakan SKS (Sistem Kredit Semester) cuma namanya aja yang beda yaitu European Credit Transfer System (ECTS). Gelarnya pun Msc untuk Master...Kalo nanti dibelakang nama awak udah ditambah Msc, dak tebayang macamana rasa hati ni, hehehe... Daerah ni adalah daerah yang paling favorit bagi mahasisawa disana, apalagi kalo musim salju. Tengoklah gambar di samping ni. Wiee..keren kan.. !

Banyak mahasiswa menghabiskan waktu buat bercengkrama bersama pasangan, ada pula yang diskusi materi kuliah dibawah pohon-pohon, yang hanya tengok-tengok pun ada.

Walaupun belum masuk Kuliah, awak dengan Dang Sapri sudah pernah masuk kampus tu, sekedar ingin tahu lah “medan tempurnya” macam apa.

Mengenai fasilitas kampusnya, mmmhhh..dak usah diragukan lagi. Lengkap sudah, mulai dari laboratorium, perpustakaan, kantin, ruang belajar, toilet, sampai fasilitas untuk mahasiswa melepas penat pun ada.

Dak terasa ternyata besok adalah hari dimana awak mulai kuliah. Semua persiapan sudah awak lakukan, besok tinggal berangkat saja.

Mmhhh...pagi yang cerah. Rupanya Dang Sapri pun sudah bangun untuk melaksanakan Sholat subuh, begitu juga dengan awak....perasaan awak pun semakin gundah, sungguh menenggangkan padahal semua perlengkapan sudah awak siapkan. tapi kenapa perasaan awak ni seperti selalu saja ada yang memanggil, gundah, ragu, seolah-olah ada perempuan mengajak awak pergi. Suaranya seperti suara perempuan yang awak kenal, seperti suara pacar awak, hehehe...

mmhh..dak tahu lah...mudah-mudahan itu bukan pertanda buruk.


Karena kebetulan Dang Sapri pada hari itu ada kuliah juga, maka kami pun berangkat bersama. Jalan kaki saja, seperti yang pernah awak ceritakan, kampus kami dak terlalu jauh dari tempat kami tinggal.

Rupanaya ramai juga yaa...maklum sebelumnya awak tak pernah keluar rumah kalo pagi hari. Semua jalan di padati oleh pejalan kaki yang ingin beraktifitas. Ada juga yang menggunakan kendaraan. Mulai dari pegawai kantor, buruh, pedagang, sampai masih ada segerombolan anak muda yang nongkrong di trotoar.


sangking ramainya, lama-lama awak tak sadar kalo sudah berpisah dengan Dang Sapri. Suasana panik memenuhi pikiran awak. sebenarnya awak tahu jalan menuju kampus tu, tapi ntah kenapa awak merasa perlu kawan untuk menemani...

pikiran awak pun selalu dibayang-bayangi dengan suara perempuan, yang awak kira itu pacar awak. Macam pusing kepala awak ni...


“aarrgghh...kenapa seperti ni.? pusing kepala awak, mana dang Sapri..?” sunyi, senyap, awak pun tak sadarkan diri lagi. Alamak, dihari pertama kuliah, awak jatuh pingsan dak sadarkan diri.


Perlahan awak tengok sekeliling, kenapa semua berwarna putih, ada suster, dokter. mmhhh...rupanya awak sudah di rumah sakit. Asal tahu saja ya, dokter disana sangat susah untuk memberikan obat, kecuali keadaan pasien sudah mengeluarkan darah, penangananya jauh lebih natural dengan high technology...sembuh dak ya awak disini nanti... (hehehe takut juga sih)


Siapa sangka hari itu hari yang paling buat awak senang, yaitu keluarga awak ada di rumah sakit. Ibuk, kakak, adik, sanak keluarga. Awak pun terjkejut...tanpa merasakan sakit sedikit pun awak peluk ibuk, terus adik awak, dan kakak awak, tak lupa pula kekasih...hehehe... alamak...dak disangka ternyata mereka hadir juga di Belanda.


Tapi lama kelamaan awak heran, kenapa mereka terkejut ketika awak peluk, mereka terdiam, mereka bingung, mereka bertanya “kenapa kau ni...??” haah..awak pun juga bingung mengapa mereka berkata seperti itu.


“Dari tadi dibangunin dak juga bangun, sekarang udah bangun kau macam orang stress pula...” begitu kata ibuk awak.

ya allah.... kejadian apa ni...? awak berlari keluar, tampak kandang ayam adik awak disana, awak lihat jemuran yang baru tadi siang awak jemur, warung tua punya ibuk awak, motor honda ’70-an...


apaaaaaaaaaa........alamak...rupanya bunga tidur semua yang awak alami tadi...,sudah magrib ternyata, dua jam awak tidur, sudah bisa tengok rupa negri Belanda tu...

jadi, suara perempuan yang awak dengar tu adalah suara ibuk awak, suara pacar awak...hahahahaaa.....


Tapi satu janji awak adalah mewujudkan mimpi dan impian awak untuk tetap mendapatkan beasiswa di Belanda...Sebab kata Giring “ mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia...”

Artinya awak pun harus tetap nongkrong di kantor sebelah sambil mengakses internet gratis mencari info beasiswa, Dang Sapri tunggu awaaaak (padahal Dang Sapri cuma ada di mimpi) ....hahaha....caiyo...!!!!